Jumat, 01 Juni 2018

Batuan sedimen


Batuan sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi atau pelarutan. jadi asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, batuan metamorf yang mengalami pelapukan, terkikis, tersangkut kemudian diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami proses sementasi dan litifikasi menjadi batuan sedimen yang keras. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain. Batuan terbentuk di permukaan bumi pada kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara, atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan pengendapan, membentuk sedimen. Material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan sedimen meliputi 75% dari permukaan bumi. Diperkirakan batuan sedimen mencakup 8% dari total volume kerak bumi.
Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya adalah pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil pecahannya tertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu. Proses-proses tersebut telah lazim disebut sebagai proses-proses sedimentasi.
4 Tahap Pembentukan Batuan Sedimen :
1. Pelapukan (weathering)
2. Pengangkutan (transportation)
3. Pengendapan (deposition) – terjadi
bila geologic agent tidak dapat
mengangkut sedimen lebih lama
4. Pembatuan (lithification)
      Sedimentasi adalah suatu proses  pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Sedangkan batuan sedimen adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik.
Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut dengan diagenesis. Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
a) Eoldiagenesis
Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen. Dimana terjadi pembebanan, yang menyebabkan adanya kompaksi pada tiap lapisan sedimennya. Pada tahap ini proses kompaksi mendominasi
b) Mesodiagenesis = earlydiagenesis
c)  Latelydiagenesis
          Tahap mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap eoldiagenesis. Pada tahap ini, kompaksi yang sangat kuat disertai dnegan proses burial, menyebabkan kenaikan suhu dan tekanan yang memicu terjadinya dissolution. Pada tahap ini proses yang mendominasi adalah proses dissolution (pelarutan). Sampai dengan proses ini, dikategorikan sebagai earlydiagenesis. Apabila setelah proses pelarutan, masih terjadi burial, maka akan terjadi sementasi di sekitar butiran-butiran sedimen. (inilah yang disebut dnegan latelydigenesis). Apabila kompaksi terus berlanjut, hingga pada suhu 150 derajat celcius. Proses diagenesis akan berhenti dan digantikan menjadi proses metamorfisme.
d) Telodiagenesis
    Sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi pengangkatan, dalam proses pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis air (air meteorik, air tanah, dll) mempengaruhi susunan komposisi kimia batuan, sehingga memungkinkan terjadinya authigenesis (pengisian mineral baru).

MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN
1.                  Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.

2.                  Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu bara), dan lain-lain.

Struktur.
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan sedimen lebih bergantung pada hubungan antara butir yang mengontrol dari teksturnya, antara lain dibedakan menjadi  3 macam, yaitu :
1.Berlapis : bila ketebalan batuan lebih besar dari 1 cm disebut lapisan dan bila lebih kecil dari 1 cm disebut laminasi.
2.Berdegradasi : bila butiran dalam batuan semakin halus dari bagian atas sampai bawah.
3. Silang-siur : bila satu seri perlapisan saling memotong dalam tubuh batuan.



GENESIS
Berdasar data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara genesa dapat diinterpretasikan mengenai :
1.    Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)
2.    Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau kombinasi di antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses transportasinya.
3.    Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau, sungai), di pantai atau di laut (dangkal atau dalam).
4.    Diagenesa dan lain-lain.
Sifat – sifat batuan sedimen yang harus dilakukan pemerian.




Menurut genesa atau proses pembentukannya, batuan sedimen terbagi ke dalam 3 kategori yaitu:
a. Sedimen mekanik
Sedimen mekanik adalah sedimen yang tersusun oleh materi fragmen-fragmen batuan yang disementasi oleh zat perekat misalnya kapur, silisium atau materi-materi yang mengandung besi. Sedimen mekanik disebut juga dengan sedimen klastik. Contoh batuan sedimen mekanik/klastik : batu pasir, konglomerat, breksi, dan sebagainya.
Breksi tersusun oleh fragmen batuan yang bersudut tajam yang terekatan satu sama lainnya. Breksi biasanya terbentuk di bawah lereng-lereng curam yang padanya terjadi penumpukkan fragmen-fragmen batuan hasil pelapukan di atasnya.
Konglomerat  tersusun oleh fragmen-fragmen batuan yang bersudut tumpul atau bundar dan terekat satu sama lainnya.
b.  Sedimen kimia
Sedimen kimia adalah batuan sedimen yang terbentuk secara kimia yaitu batuan-batuab yang langsung mengendap dari larutan-larutan yang mengandung berbagai unsur kimia seperti garam dapur, gipsum, batu gamping. Pembentukan sedimen semacam ini terjadi karena proses-proses penguapan, konsentrasi, dan pengendapan larutan-larutan yang telah jenuh. Penguapan air laut atau danau akan menyebabkan konsentrasi garam dalam larutan menjadi tinggi dan selanjutnya akan membentuk batuan residu endapan kimia.
Batuan lain yang umumnya dibentuk melalui penguapan adalah batu kapur. Batu tetes yaitu stalaktit dan stalagmit di goa-goa kapur juga merupakan endapan kimiawi. Air hujan yang banyak mengandung CO2 akan melarutkan CaCO3 dan membentuk senyawa baru Kalsium Bikarbonat. Sementara airnya mengalir sebagai aliran sungai bawah tanah, sedangkan larutan Kalsium Bikarbonatnya mengendap di bagian atas (langit-langit goa) membentuk stalaktit dan menetes di lantai goa membentuk stalagmit.
Beberapa batuan sedimen sebagai bahan galian, dikelompok-kan menjadi dua yaitu kelompok batu gamping dan kelompok sedimen non-gamping
1. Kelompok batu gamping
Batu Gamping Non-klastik disebut juga Batu Gamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral yang merupakan anggauta Coelenterata. Batu gamping koral umumnya tidak menunjukkan perlapisan yang baik.
Batu Gamping Klastik adalah hasil rombakan dari Batu Gamping Non-Klastik melalui proses erosi oleh air, tranportasi, sortasi, dan sedimentasi. Dalam proses perombakan ini akan tercampur dengan mineral lain yang merupakan pengotor dan pemberi warna pada gamping klastik.
Dengan adanya sortasi pada pembentukan gamping klastik maka akan terjadi pengelompokkan berdasarkan ukuran butirnya seperti berikut ini :
Kalsirudit adalah batu gamping fragmental
Kalkarenit adalah batu gamping berukuran pasir
Kalsilutit adalah batu gamping berukuran lempung
Dolomit (MgCO3) umumnya terjadi karena proses pelindihan (leaching) atau peresapan unsur Mg dari air laut ke dalam batu gamping. Proses ini disebut dengan Dolomitisasi yaitu pergantian Ca oleh unsur Mg.
Kalsit (CaCO3)) merupakan mineral Kalsium Karbonat murni sebagai hasil pengkristalan kembali larutan batu gamping karena pengaruh airtanah atau air hujan.
Fosfat merupakan hasil reaksi antara batu gamping dengan kotoran burung dan kelelawar yang mengandung asam fosfat .
Rijang (SiO2) terbentuk dari proses replacement terhadap batu gamping oleh silika organik atau an-organik. Rijang mempunyai butiran kristal yang sangat halus (crypto-cristalin).

2. Kelompok sedimen non-gamping
Yang termasuk pada kelompok sedimen non-gamping antara lain :Bentonit – Zeolit, Diatomea – Mangaan, Feldspar

c. Sedimen organik
Sedimen organik adalah batuan sedimen yang dibentuk oleh proses-proses pengendapan organisme baik hewan maupun tumbuhan yang telah mati. Beberapa contoh batuan sedimen organik adalah sebagai berikut :
Batu Bara terbentuk dari pengendapan tumbuhan rawa yang telah mati berubah menjadi tanah gambut dan selanjutnya menjadi batu bara muda dan batu bara.
Endapan Diatomea terbentuk dari endapan Diatomea yaitu tumbuhan bersel satu yang banyak hidup di laut atau danau garam.
Batu Karang adalah sedimen yang dibentuk oleh binatang-binatang karang.

MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN
Lempung

Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi

Tufa
Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan sebagai lapisan tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers).


Bentonit
            Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu, Terjadi karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh hydrothermal,Terjadi karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air (lakustrin sampai neritic). Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa (alkali) dan sangat silikan



            Batugamping
            Batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium karbonat (CaCO3), atau secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung lebih dari 95% kalsit dan kurang dari 5% dolomit. Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik




            Breksi Pumice
Breksi batuapung (Pumice) mempunyai kuat tekan 75,62 kg/cm2. kedap suara, mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran besar, sehingga dapat mengurangi pelesteran. Selain itu lain juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan panas, serta cocok untuk akustik. Dalam sektor industri lain, batuini digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain.




Breksi Vulkanik
Breksi Vulkanik (Qb); Terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava, batupasir tufaan dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang berwarna kuning kecoklatan, komponen batuan andesitik (4 – 45 cm) agak segar, menyudut tanggung, tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak padat sebagian mudah hancur. Lava andesit umumnya melapuk ringan berwarna abu-abu tua, padu, bertekstur kasar dan porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan terisi oleh mineral kuarsa. Breksi lahar umumnya melapuk sedang, berwarna coklat tua, komponen tufa dan batuan agak segar yang berukuran pasir kasar hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak padu.













DAFTAR PUSTAKA

Hamblin, 2004. The Earth’s Dynamic Systems, Pearson/Pentrice Hall, Upper Saddle River NJ.
Pettijohn,1964, Rift-basin Sedimentation Responses to Climate Tectonisem and Volcanisem, Journal of African Earth Science. Afrika Timur.
Simon, Schuster. 1998. Rocks And Minerals. Bruce Coleman Inc: New York.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar