Pengertian batuan beku beku vulkanik/ ekstrusif
Magma
yang mengalir atau terlontar ke permukaan bumi akibat adanya letusan disebut
dengan lava. Lava yang keluar ke permukaan bumi tersebut bisa saja berada di
daratan maupun terbawa ke bawah permukaan laut. Pendinginan lava terjadi dengan
cepat kemudian membentuk padatan akibat dari perbedaan suhu yang cukup tinggi
antara suhu awal dan suhu permukaan bumi. Mineral-mineral ini dapat berupa debu
atau cairan kental dan panas yang disebut lava.
1. Lava
basaltik, atau lava yang bersifat basa dengan ciri kandungan silika yang rendah
dan viskositasnya juga relatif rendah. Lava basaltik ini muncul di permukaan
bumi melalui celah yang berhubungan langsung dengan bagian dalam bumi dan
setelah mencapai permukaan, lava ini akan mengalir, menyebar ke segala arah
karena sifatnya yang sangat cair.
contoh:
pada Mauna Loa, gunung api di Iceland yang bertipe basaltic magma
2. Lava
asam. Lava jenis ini memiliki viskositas dan kandungan silika yang tinggi dan
apabila mencapai permukaan akan menjadi suatu aliran sepanjang lembah
Proses
pembentukan batuan beku ekstrusif berbeda dengan proses terbentuknya batuan
sedimen atau jenis batuan lainnya. Dalam proses pembentukan batuan beku
ekstrusif dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, tekanan dan juga
komposisi magma. Proses terjadinya magma di awali dengan adanya pergesekan
antara dua buah lempeng di lapisan kulit bumi. Pergesekan tersebut menghasilkan
panas yang melelehkan material di dalam perut bumi, yang kemudian di sebut
magma.
Tekstur Batuan beku
Tekstur
dalam batuan beku ekstrusif merupakan suatu kenampakan yang lebih
memperlihatkan hubungan antara massa mineral dan massa gelas yang membentuk
batuan ekstrusif ini. Karena proses pendinginan yang cepat, mineral-mineral
yang terdapat dalam batuan ekstrusif ini tidak sempat mengalami pengkristalan
sempurna, sehingga mineral yang terbentuk berukuran sangat kecil atau bahkan
tidak sempat mengkristal dan hanya membentuk gelas-gelas vulkanik.
Beberapa
tekstur batuan beku yang umum adalah:
1. Gelas
(Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf)
2. Afanitik
(fine grained texture), bebrutir sangat halus hanya dapat dilihat dengan
mikroskop
3. Fanerik
(coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral
pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis.
4.
Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara
butiran-butian kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus.
Butiran besar yang bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan
butiran halus di sekitar fenokrist disebut massadasar.
Pengamatan kristalisasi
Pengamatan
tekstur meliputi, tingkat kristalisasi, keseragaman kristal dan ukuran kristal
yang masing-masing dapat dibedakan menjadi Dalam pembentukannnya dikenal tiga
kelas derajat kristalisasi, yaitu:
a.
Holokristalin, yaitu
batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
b.
Hipokristalin, yaitu
batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c.
Holohyalin, yaitu
batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma,
mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya berbentuk sempurna
sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga
bentuknya tidak sempurna.
Bentuk mineral
yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a.
Euhedral, yaitu bentuk
kristal yang sempurna
b.
Subhedral, yaitu
bentuk kristal yang kurang sempurna
c.
Anhedral, yaitu bentuk
kristal yang tidak sempurna.
Hubungan antar
kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara
kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis
besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Equigranula
Equigranular
yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran
sama besar, Berdasarkan keidealan kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi
tiga, yaitu:
a.
Panidiomorfik granular
yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
b.
Hipidiomorfik granular
yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
c.
Allotriomorfik
granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
2,
Inequigranular yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan
tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut
massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
Struktur Pada Batuan Beku
Batuan
beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia
struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
pembekuan lava tersebut. Struktur batuan beku merupakan bentuk batuan beku
dalam skala besar (megaskopik). Telah dijelaskan karena batuan ekstrusif
terbentuk pada permukaan bumi, maka akan terjadi perbedaan suhu yang cukup
tinggi pada saat proses pembekuannya sehingga mineral-mineral yang ada hanya
dapat membentuk kristal yang sangat halus atau bahkan tidak sempat mengkristal
dan hanya membentuk gelas-gelas vulkanik. Struktur ini diantaranya:
a. A. Masif / padat
Dalam
batuan beku tidak terdapat lubang-lubang, dan terlihat sama antara satu dengan
yang lain atau struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
a. B.Vesikular
struktur
yang memperlihatkan lubang-lubang yang sejajar pada batuan beku. Lubang ini
terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan
a. C. Columnar joint
struktur
batuan yang mana batuannya terlihat terpisah poligonal seperti batang pensil
yang berdiri tegak.
a. D. Sheeting joint
merupakan struktur bantuan beku
ekstrusif yang terlihat seperti lapisan
a. E. Amigdaloidal,
struktur vesikular yang terisi dengan
mineral- mineral sekunder (amygdule) seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
F. Struktur aliran
struktur yang memperlihatkan adanya
kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.
G.Pillow lava,
struktur
yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan/pengkristalan
terjadi pada lingkungan air
Komposisi Mineral
Komposisi mineral yang biasa di temui dalam batuan
beku, tergantung pada kecepatan pendinginan dari magma, dan reaksi yang terjadi
di dalam magma di tempat proses
pendinginan berlangsung. Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi
kristalisasi dari berbagai mineral utama
Berdasarkan indeks warna dari bentuk
kristal, sebagai dasar
penentuan mineral penyusun batuan. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun
batuan beku dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
1. Mineral Felsik,
yaitu mineral yang berwarna terang, terutama dari mineral kuarsa, feldspar,
feldspartoid, dan muskovit.
2. Mineral mafik,
yaitu mineral-mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, amphibol, dan
olivin.
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat
dibedakan menjadi 4 yaitu:
a. Kelompok Granit – Riolit, Berasal dari magma yang
bersifat asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas,
plaglioklas Na, kadang terdapat
hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.
b. Kelompok Diorit – Andesit, Berasal dari magma yang
bersifat intermediet,terutama tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande,
piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil
c. Kelompok Gabro – Basalt, Tersusun dari magma yang
bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen
dan hornblende.
d. Kelompok Ultra Basa, Tersusun oleh olivin dan
piroksen.mineral lain yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Soetoto.2001. Geologi.Laboratorium Geologi Dinamik Jurusan Teknik Geologi
FT-UGM : Yogyakarta
2006. Petunjuk Praktikum Geologi fisik. Bandung: ITB
Fenton, C.L dan Fenton M. 1940. The Rock Book. Doubleday&Company,inc.:
New York
Tidak ada komentar:
Posting Komentar