Batuan piroklastik
Batuan piroklastik adalah batuan
vulkanik klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan
letusan gunungapi. Material penyusun tersebut terendapkan dan
terbatukan/terkonsolidasikan sebelum mengalami transportasi (reworked) oleh air
atau es Pada kenyataannya batuan hasil kegiatan gunung api dapat berupa aliran
lava sebagaimana diklasifikasikandalam batuan beku atau berupa produk
ledakan/eksplorasi dari material yang bersifat padat, cair, ataupun gas yang
terdapat dalam perut gunung. adalah batuan yang dihasilkan oleh proses
litifikasi bahan – bahan lepas yang dilemparkan dari pusat vulkanik selama
erupsi yang bersifat explosif. Bahan tersebut jatuh kemudian mengalami
litifikasi baik sebelum di transport maupun hasil reworking. Batuan piroklastik
adalah batuan yang tersusun atas fragmen – fragmen hasil erupsi vulkanik secara
explosive.
Batuann piroklastik merupakan
batuan yang dihasilkan oleh erupsi gunung api dengan ciri-ciri yang khas. Untuk
mempelajari material piroklastik, terlebih dulu kita harus memahami tentang
aktivitas vulkanisne baik proses maupun produknya. Pemahanan itu secara umum
meliputi pemahaman tentang :
1. Erupsi gunung api.
2. Material hasil aktivitas
gunung api.
Tekstur batuan
piroklastik
Batuan piroklastik merupakan batuan gunung api bertekstur
klastika sebagai hasil letusan gunung api dan langsung dari magma pijar. Piroklastik
merupakan fragmen yang dibentuk dalam letusan vulkanik, dan secara khusus menunjuk
pada klastika yang dihasilkan dari magmatisme letusan. Dalam mempelajari batuan
piroklastik kita tidak dapat lepas dari mempelajari bagaimana mekanisme
pembentukan dan karakteristik endapan piroklastik.
Ukuran butir pada piroklastik tersebut merupakan salah satu
kriteria untuk menamai batuan piroklastika tanpa mempertimbangkan cara terjadi
endapan piroklastika tersebut. Ada tiga cara kejadian endapan piroklastik.
Pengendapan yang dikarenakan gaya beratnya dikenal dengan piroklastika jatuhan.
Jenis piroklastika ini umum terjadi disetiap gunung berapi. Struktur dan
teksturnya menyerupai batuan endapan. Dua kelompok piroklastika yang lain
adalah piroklastika aliran dan piroklastik hembusan.
a. Ukuran Butir
Adalah ukuran dari batuan piroklastik itu sendiri, terbagi
menjadi beberapa macam, yaitu :
- Block (untuk yang berbentuk menyudut) dan Bomb (untuk yang
berbentuk membulat) berukuran lebih besar dari 32 mm.
- Lapili yaitu untuk ukuran butiran dari 4 mm – 32 mm
diameternya
- Debu yaitu batuan yang lebih kecil dari 4 mm
b. Bentuk butir
Adalah bentuk dan keadaan batuan tersebut, ada beberapa
macam yaitu :
- Membulat sempurna, sangat bulat seperti bola.
- Membulat, hampir seperti bola
- Menyudut, yaitu memiliki sudut – sudut pada permukaannya.
c. Kompaksi
Adalah tingkat kekerasan pada batuan piroklastik, ada 2
macam kompaksi yang dikenal dalam piroklastik, yaitu :
- Kompak, permukaannya kuat, keras dan padat.
- Mudah hancur, bila dipegang meninggalkan serbuk pada
tangan.
Tekstur yang umum bisa dijumpai pada tufa adalah :
• Pumiceous (Pumisan)
Yaitu hasil erupsi / letusan padat yang sangat vesikuler,
porositas sangat tinggi dan bersifat gelasan.
• Sindered Tufa
Yaitu proses pengendapan tufa oleh penyatuan bahan – bahan
tufa akibat panas dari aliran lava.
• Weldered Tufa
Tufa yang selama proses pengendapan pada bagian dalam dari
bahan – bahan tufa yang sangat tebal dan masih dalam kondisi panas yang
mengakibatkan terjadinya fusi ke seluruh material lepas yang membentuk suatu
aliran menyerupai aliran lava.
Struktur
Seperti halnya batuan volkanik lainnya, batuan piroklastik
mempunyai struktur vesikuler, scoria dan amigdaloidal. Jika klastika pijar
dilemparkan keudara dan kemudia terendapkan dalam kondisi masih panas,
berkecenderungan mengalami pengelasa antara klastika satu dengan lainnya. Struktur
tersebut dikenal dengan pengelasan atau welded. Struktur Batuan Piroklastik
yang lain adalah :
1. Masif : Batuan
masif bila tidak menunjukan struktur dalam.
2. Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen
yang mempunyai ketebalan kurang dari 1
cm.
3. Berlapis :
Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan lebih dari 1 cm.
Struktur Batuan Piroklastik
Pada batuan piroklastik yang berbutir kasar maupun halus
kita bisa didapatkan struktur – struktur yang seringkali terdapat pada batuan
sedimen, seperti perlapisan. Batuan piroklastik yang berbutir halus (tufa)
seringkali memperlihatkan tekstur seperti batuan beku lelehan (“Afanitik” dan
“Piroklastik”).
Penamaan batuan piroklastik berdasarkan pada butirnya,
dikenal 4 jenis yaitu :
• Aglomerat
Ukuran butir lebih
besar 32 mm (Bomb)
• Breksi Volkanik
Ukuran butir lebih
besar 32 mm (Block)
• Tufa Lapili
Ukuran butir antara
4 – 32 mm
• Tufa
Ukuran butir sangat
halus (abu/debu)
Aglomerat
Adalah batuan piroklastik yang mirip dengan konglomerat
(batuan sedimen) di dalam tekstur. Perbedaannya terletak pada komposisi, di
mana aglomerat terdiri dari fragmen – fragmen volkanik (lava dan piroklastik di
antaranya gelas).
Breksi Volkanik
Seperti halnya aglomerat, breksi volkanik juga dibentuk oleh
material gunungapi (volknik).
Tufa (Tuff)
Batuan piroklastik yang berukuran halus adalah tufa (tuff).
Batuan ini terdiri dari material fragmen kristal / mineral. Berdasarkan pada
komponen terbanyak fragmen kristal / mineral yang dikandung, tufa dapat
dibedakan atas 3 golongan sebagai berikut :
- Tufa Vitric : Banyak fragmen gelas
- Tufa Kristal : Banyak fragmen kristal
- Tufa Lithik : Banyak fragmen batuan
Komposisi Batuan Piroklastik
Komposisi batuan piroklastik dibadi menjadi empat bagian
yaitu menurut kandungan : Mineral-mineral sialis, Mineral ferromagnesian,
Mineral tambahan, dan Mineral ubahan.
Mineral – mineral
sialis terdiri dari :
1. Kuarsa (SiO2),
ditemukan hanya pada batuan gunung api yang kaya kandungan silika atau bersifat
asam.
2. Feldspar, baik
alkali maupun kalsium feldspar (Ca)
3. Feldspatoid,
merupakan kelompok mineral yang terjadi jika kondisi lautan magma dalam keadaan
tidak atau kurang jenuh silika.
Mineral Ferromagnesia
Merupakan kelompok mineral yang kaya kandungan Fe dan Mg
silika yang kadang – kadang disusul oleh Ca silika. Mineral tersebut hadir
berupa kelompok mineral :
1. Piroksen,
mineral penting dalam batuan gunung api
2. Olivin,
merupakan mineral yang kaya akan besi dan magnesium dan miskin silika.
3. Hornblende,
biasanya hadir dalam andesit
4. Biotit,
merupakan mineral mika yang terdapat dalam batuan vulkanik berkomposisi
intermediet hingga asam.
Mineral Tambahan
Yang sering hadir adalah ilmenit dan magnetit. Keduanya
merupakan mineral bijih. Selain itu sering kali didapati mineral senyawa
sulfida atau sulfur murni.
Mineral Ubahan
Dalam batuan piroklastik mineral
ubahan sering muncul saat batuan terlapukan atau terkena alterasi hidrotermal.
Mineral tersebut seperti : klorit, epidot, serisit, limonit, montmorolonit dan
lempung, kalsit
KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK
Penamaan batuan piroklastik menurut Schmid (1981) berdasar ukuran butir piroklas secara deskriptif
Apabila batuan piroklastik terdiri dari campuran berbagai ukuran piroklas, klasifikasi dengan diagram segitiga (Fischer, 1966) dengan anggota akhir blok atau bom, lapili dan abu yang disajikan
Berdasarkan komposisi
penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf kristal dan tuf litik,
apabila komponen yang dominan masing-masing berupa gelas/kaca, kristal dan
fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf dasit
dan tuf riolit, sesuai klasifikasi batuan beku. Apabila klastikanya tersusun
oleh fragmen batuapung atau skoria dapat juga disebut tuf batuapung atau tuf
skoria. Demikian pula untuk aglomerat batuapung, aglomerat skoria, breksi
batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung dan batulapili skoria.
. Breksi vulkanik
Warna :
abu-abu kehitaman
Struktur :
masif
Teksture :
Ukuran butir :
bongkah
Derajat pembundaran :
menyudute
Derajat pemilahan :
buruk
Kemas :
terbuka
Komposisi mineral :
Mineral sialis: :
-
Mineral ferromagnesian: -
Mineral tambahan :
litik batuan
. Ignimbrite
Warna :
coklat kehitaman
Struktur :
masif
Teksture :
Ukuran butir :
debu
Derajat pembundaran :
menyudut
Derajat pemilahan :
buruk
Kemas :
terbuka
Komposisi mineral :
Mineral sialis: :
feldspar
Mineral ferromagnesian: kuarsa
Mineral tambahan :
pecahan gelas
. Batulapili
Warna :
abu-abu
Struktur :
masive
Teksture :
Ukuran butir :
lapillus (0.04-2mm)
Derajat pembundaran :menyudut
Derajat pemilahan :buruk
Kemas :tertutup
Komposisi mineral :
Mineral sialis: :kuarsa
Mineral ferromagnesian:hornblende
Mineral tambahan :debu
vulkanik
DAFTAR PUSTAKA
Staff Asisten Mineralogi dan Petrologi. 1995. Diktat
Praktikum Petrologi. Laboratorium Bahan
Galian Jurusan Teknik Geologi UGM. Yogyakarta.
Endarto, Danang.2005. Pengantar Geologi Dasar.Bandung:UNS
Press
Graham, Dody Setia.1987.Batuan dan Mineral.Bandung:Nova
Tidak ada komentar:
Posting Komentar