Minggu, 03 Juni 2018

Batuan piroklastik


Batuan piroklastik
Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunungapi. Material penyusun tersebut terendapkan dan terbatukan/terkonsolidasikan sebelum mengalami transportasi (reworked) oleh air atau es Pada kenyataannya batuan hasil kegiatan gunung api dapat berupa aliran lava sebagaimana diklasifikasikandalam batuan beku atau berupa produk ledakan/eksplorasi dari material yang bersifat padat, cair, ataupun gas yang terdapat dalam perut gunung. adalah batuan yang dihasilkan oleh proses litifikasi bahan – bahan lepas yang dilemparkan dari pusat vulkanik selama erupsi yang bersifat explosif. Bahan tersebut jatuh kemudian mengalami litifikasi baik sebelum di transport maupun hasil reworking. Batuan piroklastik adalah batuan yang tersusun atas fragmen – fragmen hasil erupsi vulkanik secara explosive.
Batuann piroklastik merupakan batuan yang dihasilkan oleh erupsi gunung api dengan ciri-ciri yang khas. Untuk mempelajari material piroklastik, terlebih dulu kita harus memahami tentang aktivitas vulkanisne baik proses maupun produknya. Pemahanan itu secara umum meliputi pemahaman tentang :
1. Erupsi gunung api.
2. Material hasil aktivitas gunung api.

Tekstur batuan piroklastik
Batuan piroklastik merupakan batuan gunung api bertekstur klastika sebagai hasil letusan gunung api dan langsung dari magma pijar. Piroklastik merupakan fragmen yang dibentuk dalam letusan vulkanik, dan secara khusus menunjuk pada klastika yang dihasilkan dari magmatisme letusan. Dalam mempelajari batuan piroklastik kita tidak dapat lepas dari mempelajari bagaimana mekanisme pembentukan dan karakteristik endapan piroklastik.
Description: E:\ukuran butir.png








Ukuran butir pada piroklastik tersebut merupakan salah satu kriteria untuk menamai batuan piroklastika tanpa mempertimbangkan cara terjadi endapan piroklastika tersebut. Ada tiga cara kejadian endapan piroklastik. Pengendapan yang dikarenakan gaya beratnya dikenal dengan piroklastika jatuhan. Jenis piroklastika ini umum terjadi disetiap gunung berapi. Struktur dan teksturnya menyerupai batuan endapan. Dua kelompok piroklastika yang lain adalah piroklastika aliran dan piroklastik hembusan.
a. Ukuran Butir
Adalah ukuran dari batuan piroklastik itu sendiri, terbagi menjadi beberapa macam, yaitu :
- Block (untuk yang berbentuk menyudut) dan Bomb (untuk yang berbentuk membulat) berukuran lebih besar dari 32 mm.
- Lapili yaitu untuk ukuran butiran dari 4 mm – 32 mm diameternya
- Debu yaitu batuan yang lebih kecil dari 4 mm
b. Bentuk butir
Adalah bentuk dan keadaan batuan tersebut, ada beberapa macam yaitu :
- Membulat sempurna, sangat bulat seperti bola.
- Membulat, hampir seperti bola
- Menyudut, yaitu memiliki sudut – sudut pada permukaannya.
c. Kompaksi
Adalah tingkat kekerasan pada batuan piroklastik, ada 2 macam kompaksi yang dikenal dalam piroklastik, yaitu :
- Kompak, permukaannya kuat, keras dan padat.
- Mudah hancur, bila dipegang meninggalkan serbuk pada tangan.

Tekstur  yang umum bisa dijumpai pada tufa adalah :
• Pumiceous (Pumisan)
Yaitu hasil erupsi / letusan padat yang sangat vesikuler, porositas sangat tinggi dan bersifat gelasan.
• Sindered Tufa
Yaitu proses pengendapan tufa oleh penyatuan bahan – bahan tufa akibat panas dari aliran lava.
• Weldered Tufa
Tufa yang selama proses pengendapan pada bagian dalam dari bahan – bahan tufa yang sangat tebal dan masih dalam kondisi panas yang mengakibatkan terjadinya fusi ke seluruh material lepas yang membentuk suatu aliran menyerupai aliran lava.

Struktur
Seperti halnya batuan volkanik lainnya, batuan piroklastik mempunyai struktur vesikuler, scoria dan amigdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan keudara dan kemudia terendapkan dalam kondisi masih panas, berkecenderungan mengalami pengelasa antara klastika satu dengan lainnya. Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau welded. Struktur Batuan Piroklastik yang lain adalah :
1.     Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam.
2.     Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1                         cm.
3.     Berlapis : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan lebih dari 1 cm.

Struktur Batuan Piroklastik
Pada batuan piroklastik yang berbutir kasar maupun halus kita bisa didapatkan struktur – struktur yang seringkali terdapat pada batuan sedimen, seperti perlapisan. Batuan piroklastik yang berbutir halus (tufa) seringkali memperlihatkan tekstur seperti batuan beku lelehan (“Afanitik” dan “Piroklastik”).

Penamaan batuan piroklastik berdasarkan pada butirnya, dikenal 4 jenis yaitu :
• Aglomerat
  Ukuran butir lebih besar 32 mm (Bomb)
• Breksi Volkanik
  Ukuran butir lebih besar 32 mm (Block)
• Tufa Lapili
  Ukuran butir antara 4 – 32 mm
• Tufa
  Ukuran butir sangat halus (abu/debu)

Aglomerat
Adalah batuan piroklastik yang mirip dengan konglomerat (batuan sedimen) di dalam tekstur. Perbedaannya terletak pada komposisi, di mana aglomerat terdiri dari fragmen – fragmen volkanik (lava dan piroklastik di antaranya gelas).

Breksi Volkanik
Seperti halnya aglomerat, breksi volkanik juga dibentuk oleh material gunungapi (volknik).

Tufa (Tuff)
Batuan piroklastik yang berukuran halus adalah tufa (tuff). Batuan ini terdiri dari material fragmen kristal / mineral. Berdasarkan pada komponen terbanyak fragmen kristal / mineral yang dikandung, tufa dapat dibedakan atas 3 golongan sebagai berikut :
- Tufa Vitric : Banyak fragmen gelas
- Tufa Kristal : Banyak fragmen kristal
- Tufa Lithik : Banyak fragmen batuan

  Komposisi Batuan Piroklastik
Komposisi batuan piroklastik dibadi menjadi empat bagian yaitu menurut kandungan : Mineral-mineral sialis, Mineral ferromagnesian, Mineral tambahan, dan Mineral ubahan.

Mineral – mineral sialis terdiri dari :
1. Kuarsa (SiO2), ditemukan hanya pada batuan gunung api yang kaya kandungan silika atau bersifat asam.
2. Feldspar, baik alkali maupun kalsium feldspar (Ca)
3. Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang terjadi jika kondisi lautan magma dalam keadaan tidak atau kurang jenuh silika.

Mineral Ferromagnesia

Merupakan kelompok mineral yang kaya kandungan Fe dan Mg silika yang kadang – kadang disusul oleh Ca silika. Mineral tersebut hadir berupa kelompok mineral :
1. Piroksen, mineral penting dalam batuan gunung api
2. Olivin, merupakan mineral yang kaya akan besi dan magnesium dan miskin silika.
3. Hornblende, biasanya hadir dalam andesit
4. Biotit, merupakan mineral mika yang terdapat dalam batuan vulkanik berkomposisi intermediet hingga asam.

Mineral Tambahan
Yang sering hadir adalah ilmenit dan magnetit. Keduanya merupakan mineral bijih. Selain itu sering kali didapati mineral senyawa sulfida atau sulfur murni.
Mineral Ubahan
Dalam batuan piroklastik mineral ubahan sering muncul saat batuan terlapukan atau terkena alterasi hidrotermal. Mineral tersebut seperti : klorit, epidot, serisit, limonit, montmorolonit dan lempung, kalsit


KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK












Penamaan batuan piroklastik menurut Schmid (1981) berdasar ukuran butir piroklas secara deskriptif










Apabila batuan piroklastik terdiri dari campuran berbagai ukuran piroklas, klasifikasi dengan diagram segitiga (Fischer, 1966) dengan anggota akhir blok atau bom, lapili dan abu yang disajikan










Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf kristal dan tuf litik, apabila komponen yang dominan masing-masing berupa gelas/kaca, kristal dan fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau skoria dapat juga disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat batuapung, aglomerat skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung dan batulapili skoria.
.           Breksi vulkanik

 





Warna                          : abu-abu kehitaman
Struktur                       : masif
Teksture                      :
Ukuran butir                : bongkah
Derajat pembundaran  : menyudute
Derajat pemilahan       : buruk
Kemas                         : terbuka
Komposisi mineral      :
Mineral sialis:              : -
Mineral ferromagnesian: -
Mineral tambahan       : litik batuan




.           Ignimbrite










Warna                          : coklat kehitaman
Struktur                       : masif
Teksture                      :
Ukuran butir                : debu
Derajat pembundaran  : menyudut
Derajat pemilahan       : buruk
Kemas                         : terbuka
Komposisi mineral      :
Mineral sialis:              : feldspar
Mineral ferromagnesian: kuarsa
Mineral tambahan       : pecahan gelas

. Batulapili

 






Warna                          : abu-abu
Struktur                       : masive
Teksture                      :
Ukuran butir                : lapillus (0.04-2mm)
Derajat pembundaran  :menyudut
Derajat pemilahan       :buruk
Kemas                         :tertutup
Komposisi mineral      :
Mineral sialis:              :kuarsa
Mineral ferromagnesian:hornblende
Mineral tambahan       :debu vulkanik


















DAFTAR PUSTAKA

Staff Asisten Mineralogi dan Petrologi. 1995. Diktat Praktikum Petrologi. Laboratorium   Bahan Galian Jurusan Teknik Geologi UGM. Yogyakarta.
Endarto, Danang.2005. Pengantar Geologi Dasar.Bandung:UNS Press
Graham, Dody Setia.1987.Batuan dan Mineral.Bandung:Nova


Tidak ada komentar:

Posting Komentar